Thursday, 30 July 2015

The Intouchables

Jika kita mau menghitung satu demi satu, kira-kira berapa banyak film yang sudah kita tonton?. Mulai dari film drama, action, horror, bahkan film biru (samaran dari film blue atau bokep biar jangan dicap sebagai blog mesum). Tapi mohon maaf bagi para pembaca yang bisa dibilang agak sedikit lumayan mesum, review dari film biru tidak akan saya tulis di blog ini agar blog ini aman untuk semua umur. Ini adalah postingan pertama pada bagian review film, awalnya tidak ada bagian review film, hanya ada tentang lagu dan jalan-jalan. Tapi, beberapa hari yang lalu saya mengubah tema blog dengan memasang menu yang lumayan banyak sampai saya sendiri bingung apa yang harus saya tulis di sini. Berhubung menonton film adalah salah satu hobi saya, maka akhirnya saya memutuskan untuk menambahkan review film pada bagian menu review.

Tak terhitung rasanya berapa banyak film yang sudah saya tonton, sejak kecil saya selalu tertarik dengan sebuah film dan kemudian mengomentari bagian-bagian yang rasanya kurang pas atau tidak masuk di akal. Pada postingan pertama dari review film ini saya memilih untuk menulis tentang sebuah film Prancis yang berjudul “The Intouchables”, sebuah film yang terinspirasi dari kisah nyata. Film ini bercerita tentang hubungan persahabatan yang terbentuk diantara seorang jutawan tunadaksa bernama Philippe yang diperankan olehFrancois Cluzet dan perawatnya Driss  yang diperankan oleh Omar Sy. Dalam film ini, diceritakan bahwa kedua orang ini memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Philippe adalah seorang tunadaksa kulit putih yang kaya raya, bagian badan dari leher sampai ujung kaki mati rasa dan tidak dapat digerakkan sama sekali, dia menyukai musik klasik, jauh dari dunia kriminal dan kemiskinan. Sementara Driss adalah orang kulit hitam yang tinggal di pinggiran kota dan baru 6 bulan setelah dia keluar dari penjara karena mencuri perhiasan.

The Intouchables ini merupakan film yang sangat memuaskan untuk ditonton karena mampu membawa suasana hati orang yang menonton untuk mengikuti alurnya, mulai dari momen yang menyentuh, sedih, lucu, dan ada juga beberapa konflik yang merupakan gambaran nyata dari kehidupan Driss. Philippe adalah orang yang sangat kaya, dia mengadakan interview untuk mencari orang yang dapat mengasuhnya. Rata-rata orang yang diwawancara merupakan tipe orang penjilat yang datang dengan cara yang sangat sopan karena ingin mendapatkan pekerjaan tersebut. Bermacam-macam alasan yang mereka gunakan, paling banyak adalah karena mereka senang bergerak di bidang kemanusiaan seperti mengurus orang cacat dan lain sebagainya.

Driss merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang hadir di rumah Philippe untuk diwawancarai pada hari itu. Berbeda dengan peserta interview yang lain, Driss datang dengan cara yang tidak sopan, bahkan tidak sabar menunggu sampai tiba gilirannya untuk diwawancarai. Terlebih lagi dia malah mencuri perhiasan berbentuk telur milik Philippe yang dipajang di ruang tunggu interview. Jika peserta interview yang lain hadir untuk memperoleh pekerjaan, maka Driss datang dengan alasan yang berbeda, tujuannya hanya untuk mendapatkan tanda tangan pada surat yang menunjukkan bahwa dia telah datang untuk megikuti interview. Surat itu kemudian dapat digunakan untuk mendapatkan uang bantuan dari Negara.

Ketika masuk dalam ruang interview, Driss terlihat sangat tidak tertarik dengan pekerjaan yang ditawarkan dan sangat memaksa hanya untuk mendapatkan tanda tangan Philippe. Tidak hanya masuk dengan cara yang tidak sopan, dia juga menggoda assisten Phlippe, Magalie yang diperankan oleh Audrey Fleurot. Diluar perkiraan, ternyata Philippe mnginginkan Driss untuk menjadi pengasuhnya. Orang yang tinggal di pinggiran kota seperti Driss dikenal sebagai orang yang tidak memiliki belas kasih karena kehidupan mereka yang keras dan bias dikatakan berada pada garis kemiskinan. Bisa dilihat dari ekspresi Driss ketika diberikan sebuah kamar dirumah Philippe yang lengkap dengan kamar mandi seperti terlihat pada gambar berikut.

Terlihat dalam film ini bahwa Philippe memilih Driss untuk menjadi pengasuhnya karena sudah muak diperlakukan sebagai orang cacat. Meskipun sebenarnya cacat, Philippe ingin memiliki teman yang bisa lebih memperlakukannya sebagai teman daripada sebagai orang cacat. Sikap humoris yang dimiliki Driss ternyata menjadi salah satu hal yang menjadikan persahabatan mereka menjadi lebih solid. Sebagian besar dari waktu yang mereka habiskan bersama, Driss memperlakukan Philippe tidak seperti orang pada umumnya memperlakukan orang cacat, dia bahkan memberikan rokok ganja kepada Philippe. Di awal dia bekerja, dia menggunakan shampoo untuk kaki Philippe dan menggunakan cream kaki untuk rambutnya. Satu lagi hal konyol yang dilakukan oleh Driss adalah memodifikasi kursi roda Philippe dengan menambah kecepatannya.

Kehadiran Driss memberikan warna baru dalam kehidupan Philippe. Yang sebelumnya datar dan biasa-biasa saja menjadi lebih seru. Ada satu momen ketika Philippe mengadakan pesta ulang tahunnya, biasanya orang-orang datang untuk mengikuti acara pestanya dan menikmati hiburan pertunjukkan musik klasik hingga selesai. Namun, suasanya berubah dengan adanya Driss, dia menjadikan pesta ukang tahun Philippe menjadi lebih meriah dengan memutar lagu-lagu R & B dan berjoget bersama seluruh staff pengurus rumah. Driss yang hadir dengan apa adanya ini membuat orang-orang dalam rumah itu kemudian sangat menyukainya, terutama pengawas pembantu bernama Yvonne yang diperankan olehAnne le Ny.


Ini adalah film yang sangat luar biasa, sangat menyentuh hati. Kisah persahabatan yang luar biasa, hadir dengan cara yang berbeda. Saya sangat merekomendasikan film ini bagi para pecinta film drama, drama komedi, ataupun biography. Sebuah film yang terispirasi dari kisah nyata dan disajikan dengan cerita yang kuat serta pesan moralnya sangat muncul mampu membuat kita mengikuti alur ceritanya secara tidak sadar.

Morning Glory


Film ini adalah salah satu film dengan cerita ringan terbaik yang pernah saya tonton. Seorang Becky Fuller yang diperankan oleh Rachel McAdams dalam film ini adalah karakter yang sangat termotivasi dalam pekerjaannya. Dia adalah seorang Executive Producer (EP) acara tv “Good Morning New Jersey” yang merupakan pekerja keras, orang yang mendedikasikan seluruh waktunya untuk pekerjaan. Namun, kerja kerasnya tidak mampu menyelamatkan karirnya, dia diberhentikan oleh bosnya karena harus mempekerjakan seorang EP yang baru dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari Becky.

Kekecewaannya karena dipecat dari pekerjaan yang sudah memeras banyak waktunya ini membuat Becky harus berusaha mendapatkan pekerjaan yang baru. Terlihat pada bagian ini bagaimana kerasnya dia berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang baru. Setelah lima kali mengirimkan lamaran pada stasiun tv IBS Network, akhirnya Becky diterima untuk bekerja sebagai EP pada salah satu program berita pagi IBS Network yang berjudul“DayBreak”. Di awal karirnya sebagai seorang EP pada program DayBreak, kondisi acara iuni sangat buruk. Rating yang dimiliki program ini semakin hari semakin menurun karena kalah bersaing dengan program tv sejenis pada stasiun tv yang lain.

Kondisi yang buruk ini malah menjadi semakin buruk setelah Becky menjadi EP pada program ini. Atasan Becky yang mulai gusar dengan rating yang semakin menurun akhirnya memberikan teguran keras kepadanya karena program DayBreak terancam dihentikan oleh pihak IBS Network dan akan diganti dengan program yang lain. Hal ini tentu saja membuatBecky harus bekerja keras untuk menaikkan rating program ini. Dihari pertamanya sebagai seorang EP, dia langsung memecat Paul McVee (diperankan oleh Ty Burrell). Dengan usahanya yang keras, akhirnya dia mampu mendatangkan seorang pembaca berita Mike Pomeroy (diperankan oleh Harisson Ford) untuk menggantikan posisi Paul McVee. Kedatangan Mike justru membawa perubahan yang buruk bagi DayBreak karena tidak bisa akur dengan partner pembawa acaranya Colleen Peck (diperankan oleh Diane Keaton) dan tidak mau diajak bekerja sama untuk menaikkan rating program ini karena idealismenya sebagai pembaca berita. Ini merupakan salah satu bagian yang lucu karena mereka selalu saling mengejek tiap hari. Mereka bahkan berdebat tentang hal yang dianggap tidak penting seperti “siapa yang akan mengatakan ”goodbye” di akhir acara?”. Film ini menyuguhkan komedi yang segar karena karakter Mike yang dingin malah menjadi tokoh yang menghadirkan kelucuan dalam film ini.

Upaya yang dilakukan Becky untuk menaikkan rating program ini membuatnya merubah program ini dari program tv “usang" menjadi program tv yang sangat menarik. Dalam film ini juga menceritakan tentang kisah asmara Becky dengan Adam Bennet(diperankan oleh Patrick Wilson). Banyak komentar dari para apresiator film yang menyayangkan kisah asmara dalam film ini karena dianggap tidak berkesan. Namun, menurut saya ini adalah hal yang wajar karena fokus cerita dari film ini terletak pada karirnya. Kerja kerasnya untuk merubah program tv dengan rating yang rendah menjadi program tv yang akhirnya disukai oleh banyak orang sehingga ratingnya naik secara drastis. Ini adalah film yang sarat motivasi. Perjuangannya untuk bangkit setelah berulang kali terpuruk menjadi bagian berharga dari film ini. Dia harus bangkit setelah diberhentikan dari pekerjaannya, harus berjuang untuk menyatukan dua penyiar yang selalu berselisih paham untuk bekerja sama dalam sebuah program tv, berpikir dan bekerja keras untuk menaikkan rating program DayBreak dengan dana yang terbatas.

        Film ini menyajikan kisah yang memberikan pelajaran berharga bagi orang lain dan tetap menyegarkan dengan  komedi yang dihadirkan di dalamnya.

Chef

       Nama seorang Jon Favreau mungkin agak asing di telinga para pembaca sekalian. Jelas saja, beliau ini jarang membintangi sebuah film sebagai pemeran utama. Beliau adalah sutradara film “Iron Man” dan “Cowboys vs Alien”, serta menjadi bagian dari tim produksi untuk film “The Avenger”. Pada film Iron Man, dia berperan sebagai ajudan dari Tony Stark seperti yang terlihat pada gambar berikut:

         Boleh dibilang ceritanya ringan dan cocok untuk menjadi tontonan keluarga. Namun, pesan yang dibawa di dalam film ini sungguh luar biasa dalam. Pesan yang ada pun tersampaikan dengan baik. Mari kita urut perlahan-lahan. Film ini dimulai dengan keterampilan memasak seorang Chef Carl Casper yang diperankan oleh Jon Favreau. Menit-menit awal di film ini terlihat sudah sangat menarik, bahkan bagi saya yang awalnya tidak terlalu tertarik dengan judulnya bisa langsung menikmati film ini sejak menit-menit awal. Saya bahkan akhirnya merekomendasikan film ini dalam blog saya agar bisa dinikmati oleh sobat readers.

        Konflik awal dari film ini adalah ketika masakannya dikritik oleh kritikus makanan online bernama Ramsey Michel yang diperankan oleh Oliver Platt. Pesan awal sekaligus hal konyol pertama yang terlihat di film ini datang dari Chef Carl Casper sendiri yang tidak tahu bagaimana caranya menggunakan twitter. Dia mengomentari kritikan pedas Ramsey Michel via twitter dan menyangka bahwa komentar tersebut terkirim sebagai pesan pribadi. Di dunia yang sudah semakin maju ini, merupakan hal yang sangat tidak bagus jika kita tidak menguasai teknologi yang ada. Carl Casper pun akhirnya ikut terseret ke dalam komentar via twitter yang sudah mengalir deras, dia membalas komentar Ramsey dengan mengundang untuk datang ke restoran tempat dia bekerja.

       Berniat ingin menunjukkan kemampuannya kepada sang kritikus dengan menyajikan menu baru yang istimewa, Carl malah mendapat hambatan dari pemilik restoran, Riva yang diperankan oleh Dustin Hoffman. Riva tidak mengizinkan Carl mengubah menu yang sudah ada dan memerintahkan Carl untuk meminta maaf kepada Ramsey. Alhasil, mereka berdebat yang ujung-ujungnya malah menyebabkan Carl meninggalkan restoran tersebut. Ini adalah momen dimana Chef Carl menjadi “down”. Pada titik ini, bersyukur dia masih memiliki teman-teman yang senantiasa ada untuknya, setidaknya memberikan masukan bagi dirinya.Molly, seorang bartender cantik yang diperankan oleh Scarlett Johansson memberikan saran baginya untuk mencoba lebih dekat dengan keluarganya, terutama anaknya Percy (diperankan oleh EmJay Anthony).

         Film ini penuh dengan pesan-pesan sosial yang kiranya dapat dijadikan bahan untuk introspeksi diri kita sendiri. Chef Carl Casper dan istrinya, Inez yang diperankan oleh Sofia Vergara adalah pasangan suami istri yang sudah bercerai namun masih menjaga hubungannya demi anak mereka. Inez yang sebenarnya masih peduli pada Carl ini mengajaknya ke Miami. Di Miami, Carl mengikuti saran Inez untuk mendapatkan bantuan berupa truk makanan dari mantan suami Inez yang bernama Marvin (diperankan oleh Robert Downy Jr.). Dimulai dari nol, Carl Casper dibantu oleh teman baiknya Martin (diperankan oleh John Leguizamo) dan anaknya Percy mulai menjual makanan yang dimasak sesuai dengan kreatifitasnya. Perjuangan dari soerang Chef Carl Casper ini merupakan motivasi yang luar biasa bagus untuk orang-orang yang mencintai hobbynya dan berjuang dengan hobby yang dia miliki untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupannya.

          Sebagian orang mungkin akan merasa hambar dengan ceritanya mulai pada titik ini karena jalan yang diambil mulai dari sini adalah tanjakan yang tanpa henti hingga menuju puncaknya dan berakhir dengan cerita yang happy ending. Konflik yang ada hanya terletak di awal cerita saja. Namun, secara keseluruhan, film ini adalah sebuah film yang sangat memotivasi orang lain untuk berusaha dengan segenap kemampuan yang dia miliki. Berjuang dengan tetap memegang erat impian yang dia miliki.

Oh iya, satu lagi. Lagu-lagu yang jadi Ost.Chef ini keren semua, gak ada yang jelek. Serius…!!!